MISTERI ASAL MULA TINUTUAN
Oleh Timothy Koraag
![]() |
(Resep Bubur Manado (http://www.tokomesin.com/wp-content/uploads/2015/09/resep-bubur-manado.jpg) |
Seperti
Feature Kuliner yang saya angkat
sebelumnya mengenai Tinutuan, saat ini saya ingin mengangkat lagi dari sisi
yang berbeda. Di Feature yang
sebelumnya saya menjelaskan tentang Tinutuan pada umumnya namun kali ini saya
lebih memaparkan Asal Muasal dari Tinutuan itu sendiri.
Tinutuan
atau yang sering disapa Bubur Manado ini adalah menu makanan yang lezat disantap
bagi tiap golongan masyarakat, Karena bahan-bahannya yang berbau sayur-sayuran
ini sehingga menjadikan Tinutuan sebagai menu favorite bagi sebagian masyarakat
lokal maupun mancanegara, terutama mereka-mereka yang vegetarian.
Keberadaan
Bubur Manado ini yang sudah terkenal disebagian mata masyarakat Indonesia
membuat para pengusaha makanan antusias untuk menjadikan Bubur Manado sebagai
salah satu menu makanan mereka.
Berbicara
tentang asal dari hidangan ini sudah tak asing lagi bagi banyak orang, dari
namanya saja Bubur Manado yang sudah terpampang jelas-jelas nama kota asalnya
yakni Kota Manado, Ibukota Provinsi Sulawesi Utara.
Namun
bagaimana dengan asal mula terciptanya makanan ini? Tentu banyak yang ingin
tahu tetapi juga banyak yang bisa dibilang bodoh amat yang penting perut
kenyang dan hatipun senang.
Asal
Mula Tinutuan ini sendiri masih menjadi misteri hingga sekarang, bahkan
masyarakat Manado pun kurang mengetahui asal terbentuknya.
Bagi
sebagian orang mengatakan bahwa makanan ini mulai diperdagangkan diawal tahun
1970 dibeberapa sudut kota Manado sebagai sarapan,
Dan
sebagian orang mengatakan bahwa Tinutuan ini tercipta pada saat penjajahan
Belanda di Indonesia khususnya di Sulawesi Utara, dengan sumber makanan yang
terbatas sehingga masyarakat lokal berkreasi demi mengisi perut mereka yang
lapar dengan bahan-bahan seadanya disekitar halaman rumah yakni sayur-mayur.
“Tinutuan
dulu tercipta karena keadaan ekonomi di Manado sangat buruk, dan akhirnya
menjadikan sayur-sayuran sebagai makanan di campur dengan beras sedikit” jelas Jessica Supit, seorang mahasiswa yang
diwawancarai (19/12) ini.
Begitupun
dengan narasumber yang satu ini “Orang
minahasa ada ba sambunyi di hutan, kong karena nda ada makanan dorang cuma ambe
sayuran dg nasi sisa” tutur seorang wanita lanjut usia dari Minahasa
bernama Joula Tumiwa,
dengan
bahasa Manado yang berarti “Orang Minahasa dulu bersembunyi di hutan, dan
karena tidak ada makanan maka mereka memasak sayuran yang dicampur dengan nasi
sisa” saat diwawancarai hari ini.
Juga
dengan penyantap favorit Tinutuan satu ini, diusia belianya Chandra Lombeng memaparkan “Karena
zaman dulu di Sulawesi Utara banyak sekali rempah dan sayur senhingga
orang-orang Minahasa mencoba memadukan sayur seperti kangkung, gedi, sambiki,
jagung dan nasi sehinggah terciptalah tinutuan, karnah pada dasarnya org Manado
suka dengan yg pedas pedas makanya ditambah dengan sambal roa/bakasang sehingga
sangat nikmat saat dimakan pada pagi hari” lengkapnyaa. (19/12)